Sabtu, 30 Agustus 2008

LCD TV ACER : `State of The Art` Teknologi TV Masa Kini

Berapa lama waktu anda habiskan dalam sehari untuk bekerja, menonton TV, dan berkumpul dengan keluarga? Anda tentu membutuhkan alokasi waktu dan tempat tersendiri untuk menyalurkan semua aktivitas tersebut. Bahkan tak jarang mengorbankan salah satu diantaranya karena keterbatasan ruang dan waktu.

Kini hal seperti itu tidak akan terjadi lagi pada Anda, karena sudah ada perangkat digital yang bisa membuat Anda bekerja, bermain, menonton TV, dan berkumpul bersama keluarga dilakukan pada saat dan tempat yang sama. Semua itu berkat temuan spektakuler yang menggabungkan perangkat audio-visual berdefinisi tinggi dan teknologi informasi dalam bentuk LCD TV yang diproduksi oleh Acer.

Dengan konvergensi teknologi audio-visual-IT yang dibenamkan pada LCD TV Acer diharapkan Anda akan bisa mendapatkan pengalaman maksimal dalam menikmati hiburan dan multimedia dalam satu paket teknologi pertelevisian terkini.

Ini merupakan pertaruhan bagi Acer yang sebelumnya dikenal sebagai vendor PC dan notebook terkemuka di Indonesia, berani meluncurkan High Definition LCD TV [HDTV] dengan teknologi Multimedia Interface [HDMI] untuk pertama kalinya.

“Sebagai produsen PC dan notebook terkemuka di dunia selama 30 tahun, Acer memutuskan untuk membawa pengalaman dan keahlian dalam mengembangkan teknologi mutahir yang mudah digunakan dan dapat diandalkan ke inovasi terbaru kami, High Definition Acer LCD TV yang multifungsi,” kata Jason Lim, Country Manager Acer Indonesia disela-sela peluncuran LCD TV Acer di Jakarta baru-baru ini.

Lebih lanjut Jason mengatakan,"Melalui peluncuran LCD TV yang kaya fitur ini, Acer melanjutkan komitmen dalam menyediakan teknologi yang inovatif, berkualitas tinggi, namun tetap terjangkau oleh konsumen."

DESAIN & FITUR TEKNOLOGI-NYA DAHSYAT

Sebelum lebih jauh membicarakan fitur dan teknologi, tampilan fisik layak dikomentari. LCD TV Acer memiliki tampilan fisik yang berbeda dengan LCD TV lainnya. Didesain dengan konsep klasik modern dan dua speaker berkekuatan 10Watt yang terintegrasi pada bagian dasarnya, membuat LCD TV Acer dapat diandalkan dalam memberikan sentuhan artistik pada dekorasi ruangan. Bentuknya yang slim dan kompak dapat diletakkan dimana saja, didalam kabinet, diatas tempat tidur dan meja ruang tamu.

Hal ini dibenarkan oleh Senior Manager Product Marketing Department Head Acer Indonesia, Daniel Rustandi. "Selain memiliki komitmen dalam menyediakan solusi teknologi yang dapat diandalkan, Acer juga memperhatikan desain produknya. Hal ini terbukti dengan beberapa penghargaan desain bergengsi yang telah kami menangkan untuk notebook dan monitor LCD, termasuk Red Dot Award untuk desain produk dan IF Design Award untuk desain industri," jelas Daniel.

“Tidak perlu diragukan lagi bahwa LCD TV ini juga didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan penambahan teknologi yang penuh gaya dalam rumah mereka dengan fitur-fitur yang mudah digunakan,” tambah Daniel.

Keunggulan desain LCD TV Acer ini juga menarik perhatian para pemerhati desain interior yang mengakui bahwa desain LCD TV yang penuh gaya ini melengkapi interior rumahnya.

LCD TV Acer menggunakan teknologi yang hampir sama dengan LCD Monitor pada PC dan notebooknya yang kini menduduki peringkat pertama di Indonesia menurut IDC [International Data Corporation] Asia Pasific Quarterly PC Monitor tracker Q3 2006. Bedanya panel spec resolution 1366x768 pada LCD TV Acer dirancang dengan dukungan teknologi tayangan tertinggi di dunia [HDTV]. Dengan dynamic contras hingga 1200:1 dan brightness 500 nits.

Selain itu LCD TV yang multifungsi ini dilengkapi dengan teknologi High Definition Multimedia Interface [HDMI], untuk memastikan pemutaran ulang yang sempurna dari sumber-sumber rekam digital berdefinisi tinggi seperti [DVD Camcorder, HD Camcorder dll]. Termasuk juga dukungan konektifitas mumpuni pada PC atau Notebook.

Tak hanya itu untuk memperkaya pengalaman pengguna dalam menggunakan fungsi-fungsi audio, Video, dan teknologi informasi LCD TV ini membenamkan Acer dengan Empowering Technology `one touch button`. Dengan akses ini fitur-fitur canggih Acer LCD TV dapat dioperasikan dengan sangat mudah.

Hanya dengan menekan satu tombol di remote control Anda dapat langsung memilih mode tampilan pada layar LCD TV Acer diantaranya dengan pilihan mode; standar, movie, sport, games, dan concert. Selain itu Anda dapat menikmati paduan istimewa dan sempurna dari kinerja audio dan video tanpa harus memikirkan penyesuaian setting yang rumit dan memusingkan kepala.

Soal kualitas gambar tidak diragukan lagi bahwa Anda dapat menikmati film maupun program acara favorit Anda dengan warna yang akurat dan kejernihan tingkat tinggi. Semua ini bisa terjadi berkat adanya Acer Color Technologi.

Kekuatan dahsyat visual dan konektifitas LCD TV Acer akan semakin lengkap dengan fungsi audio Dolby Digital yang dapat memberikan pengalaman hiburan sekaliber bioskop di rumah Anda. LCD TV Acer akan menjadi perangkat hometheater sempurna bagi Anda.

PENGALAMAN KOMPUTERISASI BERKINERJA TINGGI

Jeremy Thomas, sebagai salah satu pengguna LCD TV Acer, mengatakan, “LCD TV Acer yang kami gunakan di dalam rumah sangat cocok dan dapat mengakomodasikan kebutuhan semua orang; anak-anak saya dapat menyambungkannya ke TV untuk bermain game dan menonton TV, istri saya dapat menonton film-film favoritnya dengan kualitas gambar dan warna yang sangat realistis dan saya juga dapat menyambungkannya ke komputer saya untuk bekerja”.

Jeremy juga menambahkan bahwa LCD TV ACER telah mengubah persepsinya tentang sebuah televisi yang selama ini hanya menjadi media informasi satu arah. Kini dengan Acer LCD TV, ia dapat melakukan satu aktivitas terpadu antara bisnis, hiburan, dan multimedia, secara lengkap .

"Saya bisa melakukan teleconference secara live dengan rekan bisnis saya meskipun saya tidak berada ditempat meeting dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan LCD TV Accer," kata Jeremy Thomas pada rileks.com

Selain itu sebagai perangkat multimedia LCD TV ACER juga bisa digunakan sebagai layar untuk presentasi dari PC maupun notebook. "Kalau saya ingin presentasi bisnis tinggal colokkan saja notebook ke TV. Dengan kapasitas screen yang luas maka LCD TV Acer sudah berubah menjadi pengganti proyektor konvensional," tandas Jeremy Thomas mantap.

Senada dengan Jeremy, Sang istri tercinta, Ina Thomas yang selalu dekat dengan anak-anak mengakui bahwa LCD TV Accer sangat bersahabat dengan keluarga mereka. Fasilitas dan kecanggihan LCD TV Acer sangat mendukung untuk keperluan entertainment dan membuat hubungan diantara mereka makin hangat dan akrab .

"Saya biasa bermain game dengan anak-anak. Kecanggihan dan kejernihan layar TV LCD Acer membuat kami nyaman dalam bermain game. Resolusinya sangat tinggi. Tak hanya itu, ketika kami sedang menonton acara di televisi biasanya suka berebut remote control untuk saling mempertahankan acara favoritnya, kini tidak lagi, LCD TV Acer bisa di split menjadi bagian-bagian yang menyiarkan acara favorit masing-masing. Ini merupakan terobosan gaya hidup baru dalam menggunakan televisi," tutur Ina Thomas pada rileks.com

TYPE, UKURAN & HARGA

Acer LCD TV tersedia dalam ukuran 42",37",32", dan 27" dengan market price mulai dari Rp7,9 Juta.

Type AT4220B: Memiliki dimensi screen 42", sangat cocok bagi mereka yang memiliki ruang keluarga cukup luas. Ukurannya yang besar dan ramping memberikan kepuasan maksimal dalam menikmati hiburan TV. Selain menghemat ruang, desain LCD TV Acer AT4220B makin menambah estetika ruangan menjadi tampak lebih elegan dan modern.

Type AT3720B: Dengan bentuk yang lebih kecil dan ramping tidak masalah bagi mereka yang ingin meletakkannya didalam lemari cabinet. Dilengkapi speaker terintegrasi, seri ini semakin menambah kecantikan decorasi interior rumah Anda.

Seri AT3220B: Tipe ini sangat cocok bagi Anda yang tinggal dirumah kecil atau apartemen terutama bagi mereka yang menginginkan ukuran TV yang sesuai dengan ruangan tempat untuk bersantai.

Type AT2720B: Memiliki desain ramping dengan speaker terintegrasi pada bagian dasarnya, cocok untuk ditempatkan diatas rak TV bagi yang memiliki rumah kecil atau apartemen.

ACER COLOR TECHNOLOGY:
Gamma Correction: Fitur ini secara otomatis akan mengkoreksi tampilan warna, ketajaman dan kontras tergantung pada bagian mana pada gambar yang kita inginkan. fitur dinamik ini mampu mengembangkan kedalaman dan detail tampilan layar pada tipe tayangan seperti sport, cinema ataupun nature tanpa perlu lebih dulu melakukan berbagai setting yang merepotkan.

Progresive Scan: Fitur ini dapat meningkatkan resolusi vertikal dimana akan membuat kualitas dan kejernihan gambar makin prima. Teknologi ini sudah menggunakan penghitungan pixel yang lebih tinggi daripada teknologi sebelumnya [Interlaced Scan], sehingga membuat tampilan gambar menjadi lebih hidup.

3D Comb Filter: Teknologi ini paling baik digunakan untuk mengoreksi gambar diam [still] sehingga menjadikannya lebih tajam dan memiliki komposisi warna yang lebih akurat.

Digital Noise Reduction: Fitur ini sangat penting dalam menampilkan kualitas gambar prima pada TV Anda. Tidak lagi menggunakan teknologi standar analog yang membuat tampilan layar TV penuh dengan bintik-bintik [grain], tetapi LCD TV Acer sudah menggunakan teknologi algoritma untuk menghilangkan grain dan menampilkan gambar yang super jernih [cristal clear] pada tampilan layarnya.

Pull-Down Recovery: Fitur ini untuk menjaga kenikmatan Anda menonton film dengan kualitas cinema. Teknologi ini secara otomatis akan mengubah film dengan resolusi 24fps [frame per second] menjadi 30/60fps di LCD TV Acer. Gerakan obyek gambar yang terlalu lambat [24fps] hingga menimbulkan efek fluid motion [blur], akan dikoreksi menjadi lebih sempurna dengan transformasi otomatis ke resolusi yang lebih tinggi [30/60fps].

DIGITAL EXCELLENCE:
HDMI [High Definition Multimedia Interface]
-Memberikan kualitas tinggi pada audio dan video
-Hanya menggunakan satu kabel untuk menghindari banyak kabel yang memusingkan.
-Dapat digunakan untuk monitor PC sebagai HDTV, dan sebagai HDMI sangat mendukung DVI

ACER EMPOWERING TECHNOLOGY: LCD TV Acer dilengkapi dengan beragam mode seperti; Standard Mode, Movie Mode, Game Mode, Sport Mode, dan Concert Mode. Semuanya memberikan kualitas gambar prima sesuai dengan yang Anda inginkan.

SIMULTANEOUS DISPLAY MODES:
LCD TV Acer didesain untuk memberikan kepuasan multimedia secara maksimal kepada Anda melalui teknologi SIMULTANEOUS DISPLAY MODES. Fitur Picture-in-Picture, Picture-by-Picture, dan Picture-on-Picture memungkinkan Anda menikmati siaran TV, memutar video CD, dan menampilkan data melalui PC/Notebook sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

Gelombang Transformasi Telekomunikasi Global

Sungguh menarik membaca tulisan di harian Kompas terbitan 10 September 2006 pada rubrik Teknologi Informasi tentang Internet Telephony yang dikenal dengan nama Voice over IP (VoIP). Dengan VoIP yang sudah merambah luas ke berbagai negara di dunia, biaya percakapan tidak lagi mengenal batas geografi dan zona waktu seperti yang kita kenal dalam tarif biaya percakapan lewat saluran telepon konvensional.

Teknologi ini adalah terobosan awal dari komunitas internet untuk membuktikan bahwa jaringan IP, yang berbasis teknologi packet switching, sangat layak digunakan sebagai alternatif jaringan teleponi publik yang saat ini banyak digunakan dan berbasis teknologi circuit switching. Dengan perencanaan infrastruktur yang baik, banyak operator telekomunikasi besar di dunia memanfaatkan layanan teleponinya, baik SLJJ ataupun SLI pada jaringan VoIP dengan kualitas yang sangat baik.

Beberapa bulan terakhir di Indonesia, rencana penggelaran layanan 3G (third generation) menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan masyarakat. Para operator telepon seluler mulai menggelar jaringan seluler berbasis teknologi 3G. Jaringan seluler generasi ketiga ini menjanjikan layanan data berkecepatan tinggi (kecepatan akses 384 kbps sampai dengan 2 Mbps) dan layanan berbasis multimedia (suara, data, dan video).

Infrastruktur 3G dikembangkan dan merupakan evolusi dari teknologi 2/2,5G yang lahir sebelumnya. Ada beberapa varian dari teknologi, dan yang paling populer di negara kita adalah Global System for Mobile communications (GSM). Kalau kita kaji evolusi 3G ke depan (Release 99, Release 4, dan Release 5), teknologi IP akan menjadi infrastruktur dasar untuk membangun jaringan 3G, mulai dari handset, jaringan radio, teknologi transpor, sampai switching dan value added service (VAS). Sekali lagi, teknologi IP menjadi pilihan infrastruktur utama jaringan telekomunikasi untuk layanan suara, data, video, dan mobilitas pada jaringan 3G setelah berhasil menjadi infrastruktur VoIP.

Melihat pertumbuhan yang cukup menjanjikan di teknologi komunikasi seluler dan perkembangan yang relatif stagnan di teknologi jaringan telepon tetap, menuntut operator telekomunikasi melihat kembali infrastruktur telekomunikasi seperti apa yang harus dibangun untuk mengantisipasi perkembangan teknologi ke depan dan dapat bersaing di dunia industri telekomunikasi. Sebagai transformasi industri, infrastruktur baru ini sering disebut dan dikampanyekan sebagai next generation network (NGN).

Fondasi IP

Dalam sebuah forum diskusi beberapa tahun lalu, beberapa perusahaan besar penyedia teknologi telekomunikasi menyampaikan visi mereka tentang NGN. Masing-masing perusahaan menyampaikan pendapatnya dari berbagai perspektif yang berbeda sesuai dengan latar belakang perusahaan tersebut.

Walaupun berbeda-beda dalam visi, ada satu hal yang menjadi pendapat umum dalam diskusi tersebut. Semua perusahaan tersebut menyatakan IP sebagai dasar untuk NGN. Jaringan NGN bukanlah suatu produk telekomunikasi, tetapi suatu kerangka kerja bagaimana sebuah operator telekomunikasi melakukan transformasi menjadi next generation operator."

Proses transformasi ini akan berbeda antara satu operator dan lainnya. Yang pasti, semua layanan telekomunikasi akan berbasis IP sehingga kita nanti akrab dengan layanan-layanan berbau IP ,seperti, Voice over IP, IP TV, Push to Talk, IP Virtual Private Network, Internet Messaging, IP Telepresence, dan akan banyak layanan baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Kerangka kerja NGN kemudian diformalkan menjadi acuan standar yang dikembangkan oleh badan standardisasi telekomunikasi dunia. Dalam acuan ini ada tiga bagian utama untuk membangun NGN, yaitu lapisan dasar adalah IP untuk jaringan akses ke pelanggan dan jaringan transmisi jarak jauh. Dalam NGN, akses yang diberikan kepada pelanggan adalah akses berbasis broadband IP lewat wireless (WiFi, Wimax, WiBro, 3G) ataupun lewat saluran kabel (ADSL, Kabel TV, Ethernet).

Jaringan transmisi jarak jauh akan menggunakan jaringan IP yang berbasis serat optik. Fleksibilitas IP-lah yang memungkinkan IP digunakan pada berbagai media transmisi yang sudah digelar sebelumnya sehingga operator masih dapat menggunakan infrastruktur transmisi yang telah mereka gelar sebelumnya. Inilah salah satu alasan utama kenapa IP digunakan sebagai lapisan dasar dari NGN.

Lapisan kedua dari kerangka NGN adalah lapisan yang bertanggung jawab terhadap layanan (service) yang akan diberikan kepada pelanggan, dan dalam acuan ini disebut sebagai IP Multimedia Sub-Systems (IMS). Sistem IMS berfungsi sebagai pengendali utama terhadap semua layanan komunikasi berbasis NGN yang sifatnya adalah Quad Play Service (suara, data, video, dan mobility).

Sistem IMS akan mengatur semua elemen infrastruktur melayani pelanggan, baik untuk berkomunikasi di internal operator tersebut ataupun juga untuk berkomunikasi dengan operator lain (interkoneksi). Dengan IMS, para operator mulai mengembangkan layanan baru yang disebut dengan Fix Mobile Convergence (FMC). Salah satu aplikasi FMC adalah layanan teleponi bergerak (mobile) dengan menggunakan nomor tunggal untuk menggunakan akses WiFi dan jaringan komunikasi seluler.

Contohnya, ketika di rumah, pelanggan broadband internet bisa menggunakan koneksi hotspot membuat dan menerima panggilan telepon. Dengan pesawat yang sama dan nomor yang sama, pelanggan juga bisa menggunakan layanan selama berkendaraan dan selagi "nongkrong" di kafe yang mempunyai hotspot. Tidak ada lagi sekat-sekat antarteknologi, semua berkolaborasi memberikan layanan terbaik buat pelanggan.

Lapisan ketiga adalah lapisan yang bertanggung jawab terhadap informasi (content) untuk jaringan NGN. Subsistem ini yang akan berhubungan dengan penyedia informasi, seperti penyedia Informasi berbasis web (Google, Yahoo,MSN), musik (Sony, Billboard), dan video (HBO, Disneyland,ESPN).

Salah satu operator raksasa dunia seperti British Telecomm (BT) telah memublikasikan BT’s 21st century network (21CN) sebagai rencana untuk mengimplementasikan NGN sampai tahun 2008 di mana semua layanan akan menggunakan IP Network. Operator Telekomunikasi di Australia, Telstra, juga memublikasikan Telstra FNE (Future Network Evolution) sebagai pekerjaan besar untuk mentransformasikan infrastruktur mereka menuju NGN.

Terobosan kebijakan

Dengan kerangka acuan NGN ini, maka terbentuklah struktur baru di dunia telekomunikasi yang lebih terbuka dibanding dengan era sebelumnya. Dengan prinsip "open architecture", maka setiap pemain dalam industri telekomunikasi, mulai dari penyedia infrastruktur IP, penyedia layanan, dan penyedia informasi (content) akan dapat melakukan inovasi teknologi dengan menggunakan acuan standar untuk menjamin interoperability.

Hal ini akan memacu persaingan dalam industri telekomunikasi dan secara keseluruhan akan membangkitkan berbagai inovasi untuk memunculkan layanan-layanan sebagai sumber pendapatan baru operator telekomunikasi. Sumber pendapatan baru merupakan tantangan terbesar operator telekomunikasi setelah adanya kecenderungan penurunan average revenue per user (ARPU) dari pelanggan telepon kabel dan seluler.

Dalam konteks layanan publik, idealnya layanan komunikasi bukan diposisikan sebagai barang mewah, tetapi sebagai infrastruktur dasar yang disejajarkan dengan infrastruktur jalan raya. Dengan demikian, layanan telekomunikasi akan menjadi penggerak ekonomi masyarakat yang jangkauannya mencapai seluruh pelosok Nusantara.

Sebagai infrastruktur dasar, pemerintah mempunyai posisi strategis untuk mendukung industri telekomunikasi di era NGN. Kita menunggu realisasi jaringan IP nasional yang akan dijadikan fondasi dasar dari next generation network yang menyejajarkan kita dengan negara tetangga seperti Malaysia dengan MSC (Malaysia Super Corridor) dan Singapura dengan program "Singapore One"-nya yang sudah mulai digulirkan beberapa tahun lalu.

Selain itu perlu juga dipikirkan bagaimana memberikan insentif dan menata penggunaan berbagai frekuensi tidak berbayar (unlicenced) yang dapat digunakan sebagai fasilitas publik untuk mendapatkan akses ke jaringan komunikasi global. Contohnya, pemerintahan kota besar yang akan membangun hotspot di seluruh wilayahnya, diberikan hak prioritas sebagai penyelenggara jaringan hotspot untuk melayani layanan komunikasi berbasis wireless broadband.

Layanan ini bisa digunakan untuk penyelenggaraan administrasi pemerintahan, sistem keamanan kota, pendidikan, perdagangan, transportasi, dan sekaligus bisa juga di re-sale ke ISP dan operator telekomunikasi lainnya. Hal ini akan mengurangi kesemrawutan yang terjadi dalam pemakaian teknologi WiFi belakangan ini.

Dari 1G ke 4G

Generasi saat ini ..

Pada dekade 90an dua organisasi bekerja untuk mendefinisikan kelanjutan generasi telepon selular berikutnya. Mereka menyebutnya generasi ketiga (3G). Generasi ketiga ini hadir dengan tujuan mengeliminasi incompatibility hasil dari berbagai macam versi dari generasi kedua dan akhirnya menjadi sistem global yang sejati.

Disamping mencoba mengatasi incompatibility antar sistem sebuah sistem 3G diharapkan akan mendapatkan kualitas channel suara yang lebih baik dari generasi sebelumnya dan kemampuan dalam mengirimkan data broadband hingga 2 Mbps (setara dengan 1 E1 = 2,048 Mbps). Sayang sekali kedua organisasi tersebut (masing-masing organisasi menelurkan standardisasi masing-masing yakni WCDMA dan CDMA2000) gagal dalam melakukan rekonsiliasi perbedaannya, hasil akhirnya kita bisa melihat pengenalan akan dua macam versi dari generasi ketiga telepon seluler. Bahkan sebagai tambahannya, China saat ini dalam tahapan untuk mengimplementasikan versi ketiga dari 3G.

Dalam perjalanannya menuju generasi ketiga, diciptakanlah sebuah sistem yang disebut Sistem 2,5G. Sistem ini adalah kondisi perantara dari 2G ke 3G. Standardisasi yang dikenal pada generasi ini seperti EDGE, GPRS, 1XRTT. Pada dasarnya 2,5 G didesain untuk meningkatkan kapasitas kanal frekuensi radio dari teknologi 2G dan memperkenalkan layanan data hingga kecepatan 384 kbps. Aspek paling penting dari generasi 2,5 adalah kanal data dioptimasi untuk paket data yang akan memperkenalkan media akses ke internet melalui perangkat mobile entah itu telepon, laptop ataupun PDA.

Berdasarkan perkembangan sejarah yang telah tertulis, indikasi munculnya sebuah generasi baru akan terjadi setiap satu dekade (sekitar sepuluh tahun), kenyataan ini memunculkan semangat untuk memulai kelahiran dari generasi keempat dalam komunikasi telepon bergerak

PESIMISME TEKNOLOGI 3G

TANPA banyak publikasi, apalagi konsultasi publik, pemerintah akhirnya membuka tender lisensi Generasi Ketiga (3G). Akhir Juli lalu merupakan batas akhir pengajuan proposal. Rupanya, peminatnya cukup banyak. Di kantor Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan, sudah menumpuk sepuluh nama pemohon yang antre. Rencananya, proposal itu akan diproses selama sekitar tiga bulan hingga penentuan pemenang tender. Artinya, sebelum akhir tahun 2003, sudah ada pemegang lisensi seluler 3G.

Sejumlah nama operator telekomunikasi terkemuka di dunia turut andil dalam tender dalam bentuk afiliasi dengan perusahaan lokal. Antara lain, Vodafone Inggris, Hutchison Hong Kong dan Telekom Malaysia. Juga ada operator dari Perancis dan Italia. Sementara operator dari Australia, Singapura dan Jepang kali ini absen. Mereka biasanya agresif, makanya keabsenan mereka agak mengherankan. Bagi peminat lisensi seluler 3G, pemerintah telah menetapkan syarat bahwa afiliasi dengan operator telekomunikasi internasional setidaknya harus memiliki satu juta pelanggan aktif.

Tidak jelas benar apa alasan pemerintah membuka tender lisensi 3G. Benarkah Indonesia memang memerlukan teknologi telekomunikasi canggih ini? Siapa sajakah yang perlu teknologi 3G? Berapa banyak jumlah mereka? Bagi operator sendiri, apakah pasarnya memang feasible? Pertanyaan-pertanyaan beruntun ini dilontarkan Sekretaris Jenderal Masyarakat Telekomunikasi (Mastel), Nies Purwati. Menurut Purwati, pemerintah sendiri nampak begitu tergesa-gesa dan menutup-nutupi membuka lisensi ini. “Kalangan industri terkaget-kaget saat tender 3G diumumkan karena tak ada konsultasi publik,” katanya.

Ketua Mastel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menimpali. Ia merujuk proses alur kebijakan yang lazim. Di sejumlah negara maju, kata Wigrantoro, pemerintah selalu mengeluarkan dahulu draft kebijakan sebelum mengeluarkan kebijakan yang sangat penting. Biasanya ada draft dalam bentuk green paper, kemudian dicari masukan dari masyarakat, setelah itu dikeluarkan lagi white paper, dan kemudian masukan-masukan dari masyarakat akan dipertimbangkan oleh regulator dan akhirnya menjadi kebijakan negara. “Proses demikian membuat masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses formulasi dari kebijakan di negara itu, namun di Indonesia proses ini tidak terjadi,” katanya.

Mandat agar melibatkan masyarakat dalam perumusan kebijakan semacam itu diamanatkan oleh UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi. Tapi, pemerintah tidak mematuhinya. Pemerintah tidak mengumumkan dulu rencana kebijakan dan pengaturannya secara formal, baik melalui surat kabar atau website. Menurut UU itu, masyarakat yang ingin menanggapi, kata Purwati, harus menyerahkan tanggapannya secara formal dan mengikuti kaidah-kaidah yang ditetapkan. Dengan demikian tidak timbul kesan ada informasi yang dirahasiakan. Di sisi lain, regulator dapat memperoleh masukan-masukan yang berharga dari berbagai kalangan masyarakat bagi sempurnanya sebuah kebijakan publik.

Suara bernada protes juga muncul dari Senayan. Anggota Komisi IV DPR RI Rosyid Hidayat mempertanyakan langkah pemerintah dalam membuka tender penyelenggaraan seluler 3G. “Kesannya pemerintah ujug-ujug [tiba-tiba] mengeluarkan pengumuman mengenai tender 3G,” ujar Hidayat. Tapi suara-suara bernada protes itu dianggap angin lalu oleh Dirjen Pos dan Telekomunikasi, Djamhari Sirat. Ia menepis anggapan bahwa penerbitan izin seluler 3G berlangsung tiba-tiba. Salah satu bukti bahwa perhatian industri terhadap seluler 3G sudah cukup besar, menurut Sirait, adalah jumlah peminat yang mengajukan diri untuk memperoleh lisensi mencapai 10 kelompok usaha.

Sebetulnya, yang dipersoalkan kalangan yang kurang setuju lebih tertuju pada gugatan seperti yang dilontarkan oleh Nies Purwati. Kalangan ini menilai, Indonesia belum saatnya memakai teknologi telepon seluler 3G. Singapura saja, akhirnya menunda implementasi 3G karena investasi yang dibutuhkan sangat mahal. Dari sisi teknologi pun, belum banyak negara di dunia yang berhasil menggunakan 3G sebagai sebuah model bisnis yang menjanjikan, apalagi menguntungkan. Ini persoalan mendasar dalam bisnis.

Sekarang saja, berbagai operator telekomunikasi dunia dengan penetrasi telepon seluler (ponsel) tertinggi di dalam masyarakatnya sekalipun masih terus berdebat secara serius dan mendalam apakah akan langsung menggunakan teknologi 3G sebagai koneksi bergerak (m-access), atau perlu masuk dulu ke jembatan GPRS (general packet radio services) atau UMTS (universal mobile telecommunication system) yang masuk katagori 2,5G. Para operator memang terpesona oleh keberhasilan DoCoMo di Jepang dengan 3G-nya, yang kini malah dilanjutkan dengan penelitian serius soal teknologi 4G (baca: “Jembatan Menuju 3G”; eBizz Asia, April 2003, halaman 54-57).

Tapi sesungguhnya keberhasilan DoCoMo di Jepang dengan fasilitas akses informasi yang always-on tidak bisa dijadikan patokan. Sebab, keberhasilan sebuah aplikasi teknologi tidak semata-mata ditentukan oleh teknologi, tapi juga dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan masyarakat. Kesuksesan DoCoMo tak bisa dilepaskan dari minat dan kesukaan membaca yang tinggi. Selain itu, karena sifat masyarakatnya yang bermobilitas tinggi menggunakan berbagai transportasi umum pergi dan pulang kerja, memunculkan kebiasaan untuk mengisi waktu luang mereka dalam perjalanan dengan membaca. Jika dulu mereka membaca koran atau majalah, kini mereka memain-mainkan ponsel.

Dari segi investasi dan bisnis, penggunaan teknologi UMTS atau 3G yang bisa mencapai kecepatan 2 Mbps — bandingkan dengan GPRS yang berkecepatan maksimum 115 Kbps — merupakan pilihan yang dilematis karena akan punya dampak luas terhadap proyeksi dan kelayakan bisnis yang akan dikembangkan. Persoalannya akan kembali pada pertanyaan mendasar, orang seperti apa yang ingin menggunakan teknologi 3G? Memang, banyak orang yang terpesona oleh keberhasilan jasa SMS (short message services) oleh teknologi 2G yang kini mencapai 15 juta per hari. Dengan 3G, nantinya orang akan bisa melakukan aplikasi mulai dari mobile internet berkecepatan tinggi, location-based service, mobile shopping, multi-party video conference, video streaming, click2dial, unified electronic mail, hingga MP3 mobile downloading. “Tapi siapa dan berapa banyak di Indonesia yang memerlukan akses berkecepatan hingga 2 Mbps tersebut?,” tanya pengamat telekomunikasi Indra Gunawan.

Pada saat ini, lalu lintas pesan multimedia (multimedia message services/MMS) yang terjadi di teknologi 2,5G (GPRS) baru mencapai 20.000 MMS per hari. “Entah kapan MMS akan bisa mendekati SMS,” tanya Gunawan. Boleh jadi, para operator tergiring oleh data yang dilansir oleh Ovum, sebuah perusahaan konsultan dan survei ternama dunia, diperkirakan bahwa pada tahun 2006 jumlah pengguna SMS dunia akan mulai menurun (dari sekitar 1.000 miliar per tahun), sementara pengguna MMS akan naik tajam (berkisar 350 miliar pesan per tahun) pada tahun yang sama. Sekitar 3-4 tahun kemudian, jumlahnya diperkirakan akan sama. “Saya tidak yakin itu bisa terjadi di Indonesia dalam waktu yang sama,” kata Gunawan.

Di tingkat dunia, suara pesimis sudah lama terdengar. Nicholas Negroponte, bapak cyber space itu pernah mengatakan bahwa pelanggan seluler akan cukup puas dengan GPRS yang mampu memberikan kecepatan data maksimal 115 Kbps dan komunikasi yang selalu “on”. Memang agak susah membayangkan pelanggan yang bisa nyaman menjelajah Internet di terminal berlayar kecil dan beresolusi rendah seperti sekarang, meski sudah tersedia bandwidth data lebar seperti yang ditawarkan 3G. Di luar itu, banyak hal masih harus disiapkan agar inter-operabilitas antar operator dan antar pengguna ponsel dengan berbagai platform bisa dilakukan dengan mulus dan lancar. Kerja sama roaming antara operator baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional, misalnya, menjadi salah satu prasyarat yang penting.

Masalahnya, soal-soal “administratif” inilah perdebatannya panjang, dan kita sering ketinggalan. Salah satunya soal penarifan. Memakai pengguna MMS pada GPRS dengan tarif yang masih diskon (Rp 20/kb) sebagai patokan bisa saja menyesatkan. “Pemanfaatan MMS dan teknologi 3G memang membutuhkan banyak prasyarat,” kata Andreas Fasbender, Direktur Sony Ericsson Cyberlab Singapura. MMS tidak akan banyak diminati bila tidak tersedia penyedia-penyedia content yang menarik untuk para pengguna. Teknologi itu pun tidak akan bisa dimanfaatkan bila infrastruktur jaringannya juga tidak memadai. “Kita juga jangan lupa dengan kemampuan handset itu sendiri, karena bagaimana spesifikasi handset juga sangat menentukan untuk bisa menggunakan MMS dan memanfaatkan jaringan GPRS secara maksimal,” papar Fasbender.

Namun, kelompok yang optimistis bukan tidak ada. Mereka umumnya menganggap penggelaran 3G secara massal hanya tertunda. “Suara dan teks saja kini sudah tidak cukup. Orang membutuhkan gambar dan berbagai paket informasi dan hiburan yang sekaligus menampilkan ketiganya, suara, teks, dan gambar,” kata Jan Wereby, Corporate Executive Vice President sekaligus Head of sales and Marketing Sony Ericsson. Sekarang, kata Wereby, teknologi sudah memungkinkan dengan berkembangnya layanan MMS, serta jaringan untuk pengirimannya baik itu GPRS (General Packet Radio Service), UMTS, maupun CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 atau WCDMA (Wideband CDMA).

Fenomena ini disadari betul oleh pabrikan pembuat ponsel. Selain Sony Ericsson, pabrikan Nokia, Siemens, Panasonic, dan banyak lagi produsen ponsel lainnya pun memasarkan produk terbaru mereka dengan spesifikasi hampir serupa. Masing-masing pabrikan itu menawarkan produk yang menyajikan berbagai fasilitas layanan kepada calon pemakainya, mulai dari melakukan pembicaraan telepon biasa, menikmati musik MP3, memotret dan kemudian mengirimkan obyek atau gambar hasil pemotretan, sampai pengiriman dan pengambilan data dengan kecepatan tinggi dari situs-situs Internet, bahkan bermain game dengan lawan dari tempat yang tidak kita kenal sebelumnya.

Menikmati sajian film pun kini bisa anda lakukan di mana pun selama jaringan telekomunikasi nirkabelnya tersedia (video on demand). Fungsi dari ponsel tidak lagi sebatas alat untuk berkomunikasi, tetapi juga media untuk mencari ilmu pengetahuan, bertukar pikiran, sekaligus sebagai alat hiburan. Jika pada waktu lalu bentuk dari hiburan itu hanya sebatas game yang sudah terinstal di dalam ponsel, di era 3G game itu bisa kita ambil dari situs-situs Internet, bahkan kita pun bisa menghibur diri dengan mengirimkan klip video kita kepada orang yang kita sayangi.

Inilah yang membuat banyak pakar telekomunikasi sependapat bahwa aktivitas mobile Internet akan mengubah kehidupan umat manusia di berbagai belahan dunia secara drastis. Internet bergerak ini membuat manusia lebih mudah beraktivitas, sehingga diyakini penggunaan Internet bergerak akan semakin meningkat seiring dengan kemampuan teknis dalam peranti ponsel yang semakin tinggi dan lebih banyak lagi layanan inovatif diperkenalkan ke masyarakat.

Jika pada awal tahun 1980-an, analis pasar memperkirakan pengguna ponsel akan mencapai satu juta orang pada tahun 2000. Sekarang, angka pengguna ponsel di seluruh dunia berkisar satu miliar dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per hari sekitar 1,3 juta pengguna baru. Tidak heran bila pada tahun 2001 lalu, jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia diperkirakan sudah melampaui jumlah pengguna telepon tidak bergerak (fixed line).

Pada milenium ketiga ini, teknologi telekomunikasi nirkabel memang menunjukkan kecenderungan yang semakin mengerucut. Dua ekstrem besar teknologi jaringan digital nirkabel kini tengah diupayakan untuk bisa dijembatani, yaitu antara teknologi GSM yang kemudian semakin maju dengan teknologi GPRS, dengan teknologi CDMA yang berkembang dengan CDMA 2000 dan WCDMA. Idealnya, para vendor bisa menyediakan semuanya sekaligus sehingga konsumen bisa memiliki pilihan yang banyak. “Tetapi kami juga memahami, investasinya memang tidak murah dan mungkin pasar di suatu daerah pun belum tentu bisa menyerap semuanya,” kata Jan Wereby. Namun, ia cenderung melihat teknologi GPRS yang akan lebih berkembang di masa depan, karena 70 persen teknologi seluler yang dipakai di seluruh belahan dunia berbasis GSM.

Keyakinan akan lebih unggulnya penggunaan jaringan GPRS juga disampaikan pimpinan Nokia Mobile Phone, Matti Alahutta. Menurut dia, kehadiran MMS, layar berwarna, Java dan kode xHTML baru, merupakan kebutuhan yang sudah lama dinanti-nantikan konsumen. Akhirnya semua terserah kita, apakah akan memanfaatkan berbagai kemudahan yang ditawarkan itu, tentunya dengan imbalan biaya yang harus kita bayarkan lebih besar pula. Konsumen Indonesia boleh menepuk dada bahwa tidak lama lagi mereka akan bisa menikmati teknologi 3G. Namun, isu mendasarnya tetap pada soal tarif.

Seperti yang terjadi di banyak negara Asia lainnya, para operator jaringan cenderung sangat berhati-hati untuk mengembangkan jaringannya dan menyerap teknologi 3G. Alasannya, selain soal investasi yang besar, pengembalian investasi itu pun sangat tergantung dari kesiapan pihak-pihak lain di luar operator itu sendiri.

Ketersediaan jaringan 3G tanpa didukung para pengembang content, misalnya, akan membuat investasi yang mahal itu tidak termanfaatkan secara maksimal. Begitu juga dengan kesiapan masyarakat penggunanya. Jika konsumen di Indonesia merasa belum memerlukan ponsel sebagai alat untuk mencari data dan informasi, serta alat hiburan, maka ketersediaan teknologi 3G hanya akan menjadi beban biaya bagi operator. •KI

Jumat, 11 Juli 2008

rOaD tO mAkASsaR



Lgi duduk di pantai losari ma tmen-tmen dri prop. laen, gile suasananya akbap bngt kya dah tmenan lama bngt pdhal bru ktemu beberapa hari, moga kita semua bisa ketemu lagi,,,